Kamis, 30 Januari 2014

Artikel Futsal..Ibrahim,S.Pd


BAB  I
Pendahuluan
A.Latar belakang masalah
Istilah futsal adalah istilah internasional, berasal dari kata Spanyol atau Portugis, football dan sala. Permainan ini diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos Ceriani. Keunikannya mendapat perhatian di seluruh Amerika Selatan, terutamanya di Brasil.
Permainan futsal dimainkan di bawah perlindungan Federation Internationale de Football Association di seluruh dunia, dari Eropa hingga Amerika Tengah dan Amerika Utara serta Afrika, Asia, dan Oseania.Di Indonesia Futsal mempunyai  Badan Futsal Nasional  tersendiri namun dibawah naungan organisasi sepak bola yaitu PSSI ( Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia )
Ketrampilan yang dikembangkan dalam permainan ini dapat dilihat dalam gaya terkenal dunia yang diperlihatkan pemain-pemain Brasil di luar ruangan, pada lapangan berukuran biasa. Pele, bintang terkenal Brasil, contohnya, mengembangkan bakatnya di bidang ini.
Futsal juga merupakan olahraga yang dikembangkan memodifikasi dari empat cabang olahraga yaitu sepak bola,basket,bola tangan dan polo air Penyatuan empat cabang olahraga tersebut  maka dinamakan Futsal.
Futsal juga olahraga bola kaki yang dilakukan didalam ruangan.Beberapa bagian yang diambil dari keempat cabang olahraga tersebut adalah sebagai berikut :
1.Sepak bola (foot ball ), mencetak gol dengan kaki atau sundulan kepala.
2.Bola basket ( basket ball ) , jumlah pemain hanya 5  dan wasit 2 orang.
3.Bola tangan ( Handsball ) , ukuran lapangan.
4.Polo air ( water polo ) , tidak diperkenankan kontak badan yang kasar.
                           Penjasorkes SMK Kls XI  ( 2007 : 48 )
Futsal merupakan olahraga yang mapan dibuktikan dengan sudah dipertandingankan secara internasional sejak tahun 1965 di Paraguay
 Penyelenggaraan FIFA Futsal World Cup yang ke-6 di Brazil pada tahun 2008 membuktikan bahwa dunia internasional sudah memperhatikan futsal sebagai olahraga yang bergengsi dan sangat kompetitif. Perkembangan futsal juga berimbas
kuat sampai di Indoenesia, dibuktikan dengan ditunjuknya Indonesia sebagai penyelenggara Kejuaraan Futsal Asia atau Asian Futsal Cup dibawah inspeksi AFC (Asian Football Federation) di Istora Senayan Jakarta, 22-30 Oktober 2002. Dengan adanya kepercayaan tersebut, maka secara otomatis Tim Nasional Futsal Indonesia dibentuk untuk pertama kali, yang berisikan pemain-pemain sepakbola professional (http://www.hupelita.com).
Kelanjutan dari booming-nya olahraga futsal  adalah diselenggarakannya Liga Futsal Nasional atau Indonesian Futsal League sebagai divisi utama profesional dan Liga Futsal Amatir Musim 2006- 2007 untuk pertama kali. Kompetisi ini merupakan terobosan besar bagi Badan Futsal Nasional (BFN) sebagai badan otonom di bawah PSSI dalam usaha untuk meningkatkan kompetisi olahraga, sebagai usaha awal dalam membentuk Timnas Futsal Indoensia yang representatif untuk menghadapi event regional maupun internasional. Event tersebut antara lain adalah AFF Futsal Cup tingkat ASEAN, AFC Futsal Cup tingkat Asia, FIFA Futsal World Cup tingkat internasional, dan event olahraga regional dan internasional bergengsi yang lain.
Dari bukti-bukti bahwa futsal merupakan olahraga yang sangat mapan dengan memiliki kompetisi yang berjenjang seperti halnya sepakbola profesioanal. Oleh karena futsal dan sepakbola berhubungan sangat erat dan dekat namun keduanya sebenarnya memiliki karakteristik permainan yang berbeda.
 Futsal yang dicanangkan oleh FIFA sebagai developing game membutuhkan kajian-kajian yang unik dan khusus. Pendapat Suharjanto, direktur teknik dan pembinaan BFN, mengungkapkan bahwa futsal saat ini sangat kental dengan nuansa sepakbola sebab hampir semua bentuk latihan dan prinsip bermain relative disamakan dengan sepakbola, padahal futsal memiliki bentuk dan ukuran lapangan yang relatif berbeda dari ukuran jauh lebih sempit dan permukaan lapangan yang berbeda tekstur, ukuran gawang yang relative lebih kecil, bola yang relatif kecil dan jenis pantulan yang berbeda, bahkan jumlah pemain relatif lebih sedikit, serta peraturan-peraturan permainan yang relatif jauh berbeda, maka dapat dikatakan tidak serta merta pemain sepakbola mampu beradaptasi dalam permainan futsal . (http://kompas.com/kompascetak/ read. , Selasa, 8 April 2008).
Permainan Futsal merupakan cabang olahraga yang baru berkembang di Indonesia pada umumya dan dikenal untuk kalangan para penggemar olahraga yang berada di perkotaan terutama kota besar dan hanya berkembang sampai ke ibu kota kabupaten saja.Permainan futsal beberapa tahun terakhir ini juga menjadi olahraga pilihan yang sangat digemari para pelajar,mahasiswa . karyawan maupun para artis sebagai sarana olahraga dan rekreasi. Bermain futsal perlu mempersiapkan kondisi fisik yang baik selain memiliki ketrampilan bermain yang memadai.
 Permainan futsal juga merupakan permainan yang prestise yang mana dalam bermain  perlu menyiapkan biaya untuk menyewa lapangan mengingat lapangan tersebut banyak tersedia di perkotaan yang terdapat di wilayah Kalimantan Barat .
Sebagai pemain futsal ataupun pelatih futsal harus mengetahui Falsafah Futsal yang tertulis pada Futsal Coaching Clinic for Level Basic SFCC Sebagai Berikut :
1.Futsal adalah permainan yang sangat cepat dan dinamis.
   Diperlukan kerjasama antara pemain melalui passing yang akurat.
              2.Futsal juga merupakan olahraga beregu. Kolektivitas yang tinggi akan    
                 mengangkat prestasi tim
3.Fun dan Enjoy, bermain dengan hati  tanpa beban.
Dari falsafah futsal dipahami  bagi pemain futsal maupun pelatih futsal hal senagai berikut :
                        1.Teknik  tanpa bola        
            2.Teknik  dengan bola
            3.Kondisi Fisik
            3.Peraturan Permainan.
        Dari unsur  tersebut diatas perlu di fahami  agar kita mampu bermain futsal dengan baik adalah  sebagai berikut :
1.Permainan tanpa bola  terdiri dari :
a. Lari cepat dan mengubah arah.
b. Melompat dan meloncat.
c. Gerak tipu tanpa bola yaitu gerak tipu dengan badan.
d. Gerakan-gerakan khusus untuk penjaga gawang.
2.Permainan dengan bola terdiri dari :
a.Teknik dasar Mengumpan ( Passing )
b.Teknik dasar Menahan ( Control )
c.Teknik dasar mengumpan Lambung ( Chipping )
d.Teknik dasar Menggiring bola ( Dribbling )
e.Teknik dasar menembak  bola ( shooting )
                          Futsal Coaching Clinic for Level Basic SFCC
3.Kondisi Fisik terdiri dari :
a.Daya Tahan
b.Kecepatan
c.Kekuatan
d.Kelincahan
e.Kelenturan
Kondisi fisik sangat berperan untuk membangun kemampuan bermain futsal selain ketrampilan  individu.

Contoh Skripsi.Hubungan Penjas.Kebugaran Jasmani

BAB I RENCANA PENELITIAN A.Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah merumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan agar mendapatkan tujuan yang diharapkan bersama yaitu: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003). Dengan majunya dunia tehnologi memudahkan semua kegiatan sehingga menyebabkan kita kurang bergerak (hypokinetic), seperti penggunaan remote kontrol, komputer, lift dan tangga berjalan, tanpa dimbangi dengan aktifitas fisik yang akan menimbulkan penyakit akibat kurang gerak. Gaya hidup duduk terus-menerus dalam bekerja dan kurang gerak ditambah dengan adanya faktor risiko, berupa merokok, pola makan yang tidak sehat dapat menyebabkan penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, pembuluh darah, penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kencing manis, berat badan lebih, osteoporosis, kanker usus, depresi dan kecemasan. Seiring dengan majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, setiap negara termasuk Indonesia menghadapi tantangan untuk meningkatkan dan memelihara kesegaran jasmani warga negaranya, terlebih bagi negara maju, dimana manusianya dapat dikatakan sangat kurang dalam gerak jasmaninya, sehingga tidak jarang menimbulkan gangguan-gangguan dalam metabolisme tubuh, sistem otot, tulang, jantung dengan pembuluh darah dan juga sistem syarafnya. Di Indonesia pembinaan kesegaran jasmani yang diberikan pada para pelajar sudah tercantum dalam kurikulum sekolah sesuai dengan jenjang pendidikannya. Departemen Pendidikan menjelaskan bahwa seirama dengan derap pembangunan bangsa dan negara, masyarakat sekolah seharusnya dikondisikan secara sosial kultural, seperti misalnya dapat memberikan nilai yang tinggi dan rasional terhadap arti suatu kesegaran jasmani. Hal tersebut mengandung pengertian bahwa dalam hubungan antara pembangunan bangsa dan negara, sekolah dan kesegaran jasmani, maka yang menjadi obyek utamanya adalah anak-anak sekolah, yang kelak akan meneruskan pembangunan nasional bangsa. Pengembangan kesegaran jasmani dalam pendidikan diberikan sejak usia dini di bangku sekolah dasar,sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas melalui pendidikan jasmani. Menurut standar kompetensi mata pelajaran pendidikan jasmani sekolah menegah pertama , Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional (Depdiknas, 2003:1). Usaha untuk mencapai tingkat kesegaran jasmani bagi para peserta didik dengan sendirinya tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut adalah umur, jenis kelamin,genetik,makanan,istirahat.rokok. ( http://soeharmiekav45.wordpress.com/2010/03/30 ) Apabila semua faktor tersebut sudah terpenuhi pelajar akan dapat dengan mudah merespon pelajaran yang diberikan oleh guru. Kesegeran jasmani mempunyai komponen yang terdiri dari kekuatan,dayatahan,kekuatanotot,kecepatan,dayalentur,kelincahan, koordinasi, keseimbangan,ketepatan,reaksi. Undang-undang nomor 3 tahun 2005 Bab II pasal 4 tentang Sistem Keolahragaan Nasional menetapkan bahwa keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan, kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa memperkokoh ketahanan nasional, serta mengangkat, harkat, martabat dan kehormatan bangsa. Sebagaimana dicantumkan dalam Undang-undang nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dalam Bab VI pasal 17 bahwa ruang lingkup olahraga meliputi kegiatan a).olahraga Pendidikan; b).olahraga rekreasi dan; c).olahraga prestasi. Olahraga pendidikan diselenggarakan sebagai bagian proses pendidikan, dilaksanakan baik pada jalur pendidikan formal maupun non formal, biasanya dilakukan oleh satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan, guru pendidikan jasmani dengan dibantu oleh tenaga keolahraga membimbing terselenggaranya kegiatan keolahragaan dapat menyelenggarakan kegiatan kejuaraan olahraga sesuai dengan tingkat dan taraf pertumbuhan serta dilanjutkan pada tingkat daerah, wilayah, nasional dan international. Sebagaimana dicantumkan dalam Undang-undang nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dalam Bab VI pasal 18 ayat 2,3 dan 4 serperti tercantum dibawah ini : (2) Olahraga pendidikan dilaksanakan baik pada jalur pendidikan formal maupun nonformal melalui kegiatan intrakurikuler dan/atau ekstrakurikuler. (3) Olahraga pendidikan dimulai pada usia dini. (4) Olahraga pendidikan pada jalur pendidikan formal dilaksanakan pada setiap jenjang Pada masa pembangunan dewasa ini kesehatan yang merata merupakan titik awal untuk memulai dan mengembangkan tingkat produktivitas disegala bidang karena pentingnya pemerataan kesehatan untuk mencapai keberhasila program pembangunan perlu kiranya diadakan pembinaan kesehatan, dengan melaksanakan program kesegaran jasmani. Dalam UU no 3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional BAB VI pasal 18 ayat 2 sebagai berikut : (2) Olahraga pendidikan dilaksanakan baik pada jalur pendidikan formal maupun nonformal melalui kegiatan intrakurikuler dan/atau ekstrakurikuler. Dalam Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi disebutkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler termasuk bagian dari kegiatan pengembangan diri. Di setiap sekolah biasanya ada kegiatan tambahan selain pelajaran yang diadakan di kelas yaitu kegiatan ekstra kurikuler (ekskul). Ekstra kurikuler sendiri artinya kegiatan yang dilakukan siswa sekolah/universitas di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Universitas. Kegiatan eskul ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuannya di berbagai bidang diluar akademik. Manfaat kegiatan ini untuk wadah penyaluran hobi, minat, dan bakat para siswa secara positif yang dapat mengasah kemampuan, daya kreativitas, jiwa sportivitas, dan meningkatkan rasa percaya diri. Akan lebih baik bila mampu memberikan prestasi gemilang di luar sekolah sehingga dapat mengharumkan nama sekolah. Walaupun secara akademis tidak masuk ke dalam nilai rapor tapi kegunaannya jauh lebih bermanfaat. Kegiatan eskul adalah ajang pembentukan bakat dan ajang kreativitas anak. Malah eskul sekarang ada yang sudah difokuskan untuk menghasilkan siswa-siswa yang handal dan berprestasi dibidangnya bukan hanya pengisi waktu diluar jam sekolah. Bukan hal yang tak mungkin bila prestasi ini kelak menjadi pekerjaan dan karir di masa mendatang. Namun yang pasti untuk saat ini, salah satu upaya untuk mencegah anak terjerumus pada pergaulan yang tidak baik seperti narkoba dan perkelahian pelajar adalah dengan mengikuti kegiatan yang bermanfaat seperti eskul. SMP N 1 merupakan sekolah menengah pertama yang berada di kecamatan Sekadau Hilir dan berada di ibukota kabupaten Sekadau Jumlah siswa sebanyak 883 orang,dari jumlah siswa di SMP N 1 Sekadau Hilir melaksana kegiatan eksrtakurikuler untuk mengembangkan potensi siswa di jenjang pendidikan menengah pertama Ekstrakurikuler yang di kembangkan di SMP N 1 Sekadau Hilir terdiri dari : a.Ekstrakurikuler Olahraga :1).Karate, 2).Pencak silat,3).Bola Voley 4).Sepak Bola ,5).Atletik ,6).Bulutangkis ,7).Tenis meja b.Ekstrakurikuler Seni : 1).Bimbingan baca AL QURAN,2).Bimbingan pelatihan bahasa inggris ,3).Seni Musik. ,4).Vokal Group,5).Pelatihan Cerpen c.Patroli keamanan sekolah ( PKS ) ( Program pengembangan Diri SMP N 1 Sekadau Hilir Tahun Ajaran 2010 – 2011 ) Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang menjadi sampel penilitain yaitu siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat.Ekstrakurikuler pencak silat yang diikuti adalah perguruan pencak silat Yusica Bangau Putih. Dari kegiatan ekstrkurikuler tersebut diatas SMP N 1 Sekadau Hilir menyelenggarakan pendidikan formal melalui intrakurikuler menggunakan kurikulum KTSP atau kurikulum tingkat satuan pelajaran .Dengan adanya kurikulum tersebut menuntut siswa untuk mampu mengikuti proses pembelajaran.Dari proses pembelajaran tersebut dituntut kemapuan memahami sejumlah mata pelajaran. Mata pelajaran tersebut perlu di ukur kemampuannya ,untuk mengukur kemampuan siswa mengikuti serta memahami setiap mata pelajaran nelalui evaluasi atau ulangan harian dan ulangan semester. Dengan mengetahui hasil ulangan tersebut maka didapatlah prestasi belajar siswa tersebut. Adapaun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.” Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga criteriatersebut.” ( http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/02/prestasi-belajar.html ) Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemapuan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. Dari kenyataan tersebut diatas peneliti ingin mengetahui sejauh manakah,hubungan kesegaran jasmani siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler dengan prestasi belajar di SMP N 1 Sekadau Hilir. B. Masalah Penelitian. Berdasarkan latar belakang diatas , maka yang menjadi permasalahan pokok secara umum dalam penelitian ini adalah “ Bagaimanakah Hubungan kesegaran jasmani siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler dengan prestasi belajar di SMP N 1 Sekadau Hilir ? “ Dari masalah umum diatas , maka peneliti menjabarkan kedalam sub masalah ,sebagai berikut : 1.Bagaimanakah kesegaran jasmani siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat di SMP N 1 Sekadau Hilir ? 2.Bagaimanakah prestasi belajar siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat di SMP N 1 Sekadau Hilir ? 3.Bagaimanakah hubungan kesegaran jasmani siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat dengan prestasi belajar di SMP N 1 Sekadau Hilir ? C. Tujuan Penelitian. Secara umum dapat dilihat bahwa yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah kesegaran jasmani siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat di SMP N 1 Sekadau Hilir ? 2. Untuk mengetahui apakah prestasi belajar siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat di SMP N 1 Sekadau Hilir ? 3. Untuk mengetahui apakah apakah ada hubungan yang signifikan kesegaran jasmani siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat dengan prestasi belajar di SMP N 1 Sekadau Hilir ? D.Mamfaat Penelitian. 1. Mamfaat Teoritis. a) Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu pendidikan jasmani khususnya pada pengembangan kesegaran jasmani dalam pelaksanaan ekstrakurikuler serta prestasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran secara keseluruhan. b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan rujukan atau referensi dalam melakukan penelitian berikutnya. 2.Mamfaat Praktis. a) Bagi peneliti : 1) Sebagai bahan penyusunan untuk mencapai gelar kesarjanaan di STKIP PGRI Pontianak. 2) Sebagai dasar pengalaman bidang penelitian yang ada hubungan dengan ilmu keolahragaan. 3) Sebagai bahan perbandingan serta acuan untuk mengadakan penelitian dimasa yang akan datang. b).Bagi pelatih adalah Sebagai informasi yang perlu dilakukan dalam meningkatkan kesgaran jasmani. c). Bagi siswa adalah 1) .Sebagai bahan dan informasi mengenai kesegaran jasmani dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. 2) Untuk mengetahui hubungan kesegaran jasmani dengan prestasi belajar d).Bagi sekolah adalah Sebagai informasi tentang pentingnya kesegaran jasmani,kegiatan ekstrakurikuler dan prestasi belajar. E.Ruang Lingkup Penelitian. Agar masalah yang diteliti dapat diketahui secara jelas serta perlu ditetapkan ruang lingkup penelitian antara lain : 1. Variabel penelitian Variabel penelitian merupakan unsur yang pokok dalam suatu penelitian. Menurut Margono (2005 : 82 ) menyatakan : ” variable diartikan segala sesuatu yang menjadi obyek penelitian “ Pendapat ini dipertegas oleh Kerlinger ( 1978 : 40 ) menyatakan :” it is them possible by definition, for variable to have only on value. It is them called a constan.We deal almost excluesively wig variables that have two or more values “. ( Variabel dapat didefinisikan sebagai variabel tunggal bisa juga disetujui dua atau lebih yang nilainya tetap atau bisa juga variabel memiliki dua atau lebih nilai ). Selanjutnya Sumadi Suryabrata ( 2000 : 79 ) menyatakan bahwa “ Segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian sering pula dinyatakan sebagai variabel penelitian , sebagai faktor – faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yangakan diteliti “. Berdasarkan pengertian diatas , maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah segala peristiwa atau gejala bervariasi yang menjadi objek dalam penelitian . Adapun variabel dari judul penelitian “Hubungan kesegaran jasmani siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat dengan prestasi belajar di SMP N 1 Sekadau Hilir “ Maka variabel penelitian terdiri 2 variabel yaitu 1 variabel bebas dan 1 variabel terikat . Adapun Variabel tersebut adalah sebagai berikut : 1.Variabel bebas : Kesegaran jasmani 2.Variabel terikat : Prestasi belajar 2.Definisi operasional Untuk menghidar kesalah fahaman dalam pemakaian kata dan penafsiran kalimat ,maka perlu diberikan penegasan istilah sehubungan dengan pemakain judul penelitian antara lain : a.Hubungan Hubungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah : 1)Keadaan berhubungan atau dihubungkan, 2) sesuatu yang dipakai untuk berhubungan atau menghubungkan, 3) pertalian, sangkut paut, kontak, ikatan (Poerwadarminta, 1976;362). Berkaitan dengan judul penelitian, maka hubungan yang dimaksud adalah hubungan kesegaran jasmani dengan prestasi belajar. b.Kesegaran Jasmani Kesegaran atau kebugaran adalah kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari hari tanpa menimbulkan kelelahan fisik dan mental yang berlebihan. ( Faizati Karim, 2002 : 5 ) Kesegaran Jasmani adalah suatu keadaan saat tubuh mampu menunaikan tugas hariannya dengan baik dan efisien tanpa kelelahan yang berarti dan tubuh masih memiliki tenaga cadangan, baik untuk mengatasi keadaan darurat yang mendadak maupun untuk menikmati waktu sengggang dengan rekreasi yang aktif (Sudarno SP,1992:9). Kesegaran jasmani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesegaran jasmani siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat di SMP N 1 Sekadau Hilir. c.Siswa Putri yang mengikuti Ekstrakurikuler Pencak silat . 1) Siswa Putri Menurut kamus terbaru bahasa Indonesia EYD siswa adalah murid ( Tim Reality . 2008 : 600 ) Sedangkan Putri adalah wanita, perempuan . ( Tim Reality . 2008 : 533 ) Siswa Putri adalah murid wanita atau perempuan. 2 ) .Yang mengikuti. Yang mengikuti menurut kamus terbaru bahasa Indonesia EYD adalah Menyertai,turut belajar ( Tim Reality . 2008 : 297 ) Siswa putri yang mengikuti berati murid perempuan turut belajar 3 ) . Ekstrakurikuler Pencak silat Kegiatan Ekstra kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah. (http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-kegiatan-ekstra-kurikuler/ ) Sedang menurut kamus terbaru bahasa Indonesia EYD Ekstrakurikuler adalah berada diluar program , tidak termasuk program khusus ,program tambahan ( Tim Reality . 2008:220 ) Pencak Silat adalah Pencak artinya gerak dasar bela diri yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan, dan pertunjukan. Sementara silat diartikan sebagai gerak bela diri yang bersumber pada kerohanian yang suci dan murni guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama. (http://shandie.blogdetik.com/2010/08/22/pencak-silat/ ) Pencak Silat atau Silat (berkelahi dengan menggunakan teknik pertahanan diri) ialah seni bela diri Asia yang berakar dari budaya Melayu. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura tapi bisa pula ditemukan dalam berbagai variasi di berbagai negara sesuai dengan penyebaran suku Melayu, seperti di Filipina Selatan dan Thailand Selatan. ( http://korananakindonesia.wordpress.com/2009/10/28/olahraga-tradisional-indo ) Ekstrakurikuler Pencak Silat dalam pengertian ini adalah kegiatan tambahan untuk mengembangakan potensi olahraga pada cabang olahraga beladiri tradisional. Pengertian dari siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat adalah murid perempuan yang turut belajar pada program tambahan olaharaga beladiri tradisonal pencak silat d.Pretasi belajar Prestasi diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.” (http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/02/prestasi-belajar.html) Sedangkan pengertian yang lain dari prestasi belajar adalah “ hasil atau nilai yang diperoleh setelah melewati menuntut ilmu “. ( http:// Anne Ahira .Com/ prestasi _ belajar ) Muray dalam Beck (1990 : 290) mendefinisikan prestasi sebagai berikut : “To overcome obstacle, to exercise power, to strive to do something difficult as well and as quickly as possible” “ Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin”. ( http/www/ sunartombs .com ) Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. ( http/www/ sunartombs .com/prestasi-belajar ) Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat melalui raport. F.Prosedur Penelitian. 1.Metode dan Bentuk Penelitian a.Metode penelitian Setiap penelitian memerlukan metode untuk mencapai suatu tujuan ,sebaliknya tanpa adanya metode yang jelas maka penelitian itu tidak akan dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan,karena itu metode dalam sebuah penelitian sangat diperlukan. Metode penelitian pada dasarnaya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan informasi dengan tujuan dan kekugunaan tertentu. Secara etimologi, penelitian berasal dari bahasa Inggris research (re berarti kembali dan search berarti mencari). Dengan demikian research berarti mencari kembali. Penelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha pegujian yang dilakukan secara teliti dan kritis dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan menggunakan langkah-langkah tertentu. ( http://subliyanto.blogspot.com/2010/06/pengertian-penelitian-metode-penelitian.html ) Dalam penelitian ini metode yang dipakai adalah metode korelasi. Dipilihnya metode korelasi karena penulis hendak mengetahui apakah ada hubungan antara kesegaran jasmani siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat dengan prestasi belajar di SMP N 1 Sekadau Hilir. b.Bentuk Penelitian. Berkaitan dengan metode penelitian terdapat beberapa macam bentuk penelitian yang dapat digunakan.Sehubungan dengan hal tersebut ,studi ini mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Derajat hubungan variabel-variabel dinyatakan dalam satu indeks yang dinamakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antar variabel atau untuk menyatakan besar-kecilnya hubungan antara kedua variabel. Studi korelasi yang bertujuan menguji hipotesis, dilakukan dengan cara mengukur sejumlah variabel dan menghitung koefisien korelasi antara variabel-variabel tersebut, agar dapat ditentukan variabel-variabel mana yang berkorelasi.(http://www.rosyid.info/2010/06/metode-penelitian-pendidikan.html ) Berdasarkan masalah penelitian ,maka penulis menggunakan bentuk penelitian yang diangap sesuai dalam pemecahan masalah ini yaitu bentuk korelasi ( hubungan ).Bentuk penelitian korelasi ( hubungan )ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kesegaran jasmani siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat dengan prestasi belajar di SMP N 1 Sekadau Hilir. 2.Populasi dan Sampel. a. Populasi Keseluruhan subjek penelitian yang menjadi perhatian pengamatan dan penyedia data disebut Populasi . Populasi adalah keseluruhan anggota subjek penelitian yang memiliki kesamaan karekteristik ( Burhan Nurgiyantoro dkk , 2004 : 21). Menurut Suharsimi Arikunto (1996: 102) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Berdasarkan karakter tersebut ,maka dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah : a. Siswa SMP N 1 Sekadau Hilir. b. Siswa putri yang mengikuti ekstra putri,sebanyak 20 anak. TABEL 1.1 POPULASI PENELITIAN No Kelas Jumlah Laki-laki Perempuan Total 1 VII 152 184 336 2 VIII 132 146 278 3 IX 107 162 269 Jumlah 392 491 883 b.Sampel Sampel adalah sebuah kelompok anggota yang menjadi bagian populasi sehingga juga memiliki karekteristik populasi (Burhan Nurgiyantoro dkk , 2004: 22). Dari pengertian tersebut yang dimaksud sampel dalam penelitian ini adalah sebagian individu yang mempunyai sifat sama untuk diselidiki dan dapat mewakili seluruh populasi. Sampel yang jumlahnya sebesar populasi seringkali disebut sampel total (Winarno Surahmad 1980 : 70). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik total sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat di SMP N 1 Sekadau Hilir . TABEL 1.2 SAMPEL PENELITIAN No Kelas Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat Laki-laki Perempuan Total 1 VII 2 12 14 2 VIII 4 8 22 Jumlah 6 20 16 3.Teknik dan Alat Pengumpul Data a.Teknik Pengumpul Data Ada beberapa teknik pengumpul data digunakan agar pemecahan masalah yang akan diteliti dapat dicapai dengan objektif . Metode pengumpulan data merupakan suatu faktor penting dalam penelitian karena hubungan dengan data yang diperoleh dalam penelitian . .Sumardjono (1986 : 5) mengatakan bahwa survei adalah suatu koleksi, analisa, interprestasi, dan laporan yang disusun secara sistematis dan teratur tentang fakta-fakta penting yang berhubungan dengan aspek- aspek tertentu. Menurut Winarno Suharmad ( 1980 : 141), survei pada umumnya merupakan cara pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam jangka waktu bersamaan. Sehubungan dengan pengertian diatas ,Sutrisno Hadi ( 1983 : 103 ) mengatakan bahwa “ Baik buruknya suatu research sebagai tergantung kepada teknik pengumpul data “ Teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan teknik tes dan dokumentasi. b. Alat Pengumpul Data Adapun alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1.Multi Stage Fitnes Tes 2.Nilai raport semester genap. 1. Multistage Fitness Test. The multi-stage fitness test, juga dikenal sebagai uji bip, bip test, uji perintis, atau 20-m menjalankan uji antar-jemput, digunakan oleh olahraga pelatih dan pelatih untuk memperkirakan atlet s ' VO 2 max (uptake oksigen maksimum). Tes ini sangat berguna untuk pemain olahraga seperti rugby , sepak bola , hoki , netball , handball , tenis dan olahraga lainnya; digunakan oleh banyak tim olahraga internasional sebagai tes akurat tentang kebugaran kardiovaskular, salah satu-penting "semua Komponen Kebugaran ". Tes ini juga merupakan bagian dari uji FITNESSGRAM kebugaran fisik untuk mengukur kebugaran kardiorespirasi. Tes ini dibuat oleh Luc Leger, University of Montreal diterbitkan pada tahun 1983, "A maksimal Multistage 20m Shuttle Run Test untuk memprediksi VO2 Max", dan kembali diterbitkan dalam European Journal of Applied Fisiologi (vol 49 pp 1 – 12 ) ( http://en.wikipedia.org/wiki/Multi-stage_fitness_test ) Multistage Fitness Test dikembangkan oleh Departemen Pendidikan Jasmani dan Ilmu Olah Raga Loughborough University, 1987. (http://geraksehat.wordpress.com/2011/03/20/kebugaran-jasmani2/) Tes ini merupakan tes yang dilakukan dilapangan,sederhana namun menghasilkan suatu perkiraan yang cukup akurat tentang kosumsi oksigen untuk bebrbagai kegunaan atau tujuan. Pada dasarnya tes ini bersifat langsung : testi berlari secara bolak balik sepanjang jalur atau lintasan yang telah diukur sebelumnya ,sambil mendengarkan serangkaian tanda yang berbunyi “tut” yang terekam dalam kaset .Waktu tanda “tut” tersebut pada mulanya berdurasi sangat lambat,tetapi secara bertahap menjadi lebih cepat sehingga akhirnya makin sulit testi untuk menyamakan kecepatan langkahnya dengan kecepatan yang diberikan tanda tersebut.Testi berhenti apabila ia tidak mampu lagi mempertahankan langkahnya ,dan tahapan ini menunjukkan tingkat kosumsi oksigen maksimal testi tersebut. Sebelum melakukan tes ini, ada beberapa hal yang perlu dipatuhi baik oleh tester maupun testi. a) Tindakan pencegahan 1) Apabila testi mengalami cedra atau menderita suatu penyakit sebaiknya testi berkonsultasi dengan dokter sebelum melaksanakan tes ini. 2) Sebelum melakukan tes,testi harus melakuakan pemanasan. 3) Sebelum melakukan tes,testi dilarang makan selama 2 jam 4) Testi dianjurkan memakai pakaian olahraga dan alas kaki yang dapat mengurangi kemungkinan tergelincir. 5) Hindari kondisi udara lembab atau cuaca panas. Setelah menyelesaikan tes lari multi tahap,testi diharuskan melakukan pendinginan misalnya berjalan dilanjutkan peregangan. (Ismaryati ,2006 : 80 ) b) Perlengkapan Ada beberapaperlengkapan yang diperlukan dalam melakukan tes ini yaitu : 1) Halaman,lapangan atau permukaan datar dan tidak licin,sekurang – kurangnya sepanjang 22 meter. 2) Pita pengukur /meteran untuk mengukur jalur sepanjang 20 meter. 3) Tape recorder /VCD/Laptop 4) Kaset audio/Disc VCD Multistage Fitness test 5) Kerucut /cones sebagai tanda batas jarak. 6) Lebar lintasan kurang lebih 1- 1,5 meter untuk tiap testi 7) Stopwacth ( Ismaryati ,2006 : 81 ) Perhitungan tersebut diperbarui 17 Agustus 09 dan didasarkan pada Leger resmi dan Lambert (1) "A Multi-Stage maksimal 20m Shuttle Run Test untuk memprediksi VO2 Max". Uji kebugaran multi-tahap menimbulkan jarak total 4.940 meter dalam waktu 22 menit dan tiga detik (22:03). Harap dicatat, ada beberapa kesalahan dalam tabel ini dibandingkan dengan MSFT satu menit asli yang diterbitkan oleh Leger & Lambert , terutama di babak-up di panggung 8 & 20 ini harus tepat satu menit dalam format aslinya.Dalam tabel dibawah ini cari level dan shuttle dicapai untuk mencari nilai VO2max.Tabel Level VO2Max terlampir. MSFT Vo2 max Tables In the table below locate the Level and Shuttle you achieved in the test to find your VO2 max value. For an assessment of your Vo2 max, see the VO2 max normative data tables. Level Shuttle VO2 Max Level Shuttle VO2 Max 4 2 26.8 5 2 30.2 4 4 27.6 5 4 31.0 4 6 28.3 5 6 31.8 4 9 29.5 5 9 32.9 Level Shuttle VO2 Max Level Shuttle VO2 Max 6 2 33.6 7 2 37.1 6 4 34.3 7 4 37.8 6 6 35.0 7 6 38.5 6 8 35.7 7 8 39.2 6 10 36.4 7 10 39.9 Level Shuttle VO2 Max Level Shuttle VO2 Max 8 2 40.5 9 2 43.9 8 4 41.1 9 4 44.5 8 6 41.8 9 6 45.2 8 8 42.4 9 8 45.8 8 11 43.3 9 11 46.8 Level Shuttle VO2 Max Level Shuttle VO2 Max 10 2 47.4 11 2 50.8 10 4 48.0 11 4 51.4 10 6 48.7 11 6 51.9 10 8 49.3 11 8 52.5 10 11 50.2 11 10 53.1 11 12 53.7 Level Shuttle VO2 Max Level Shuttle VO2 Max 12 2 54.3 13 2 57.6 12 4 54.8 13 4 58.2 12 6 55.4 13 6 58.7 12 8 56.0 13 8 59.3 12 10 56.5 13 10 59.8 12 12 57.1 13 13 60.6 Level Shuttle VO2 Max Level Shuttle VO2 Max 14 2 61.1 15 2 64.6 14 4 61.7 15 4 65.1 14 6 62.2 15 6 65.6 14 8 62.7 15 8 66.2 14 10 63.2 15 10 66.7 14 13 64.0 15 13 67.5 Level Shuttle VO2 Max Level Shuttle VO2 Max 16 2 68.0 17 2 71.4 16 4 68.5 17 4 71.9 16 6 69.0 17 6 72.4 16 8 69.5 17 8 72.9 16 10 69.9 17 10 73.4 16 12 70.5 17 12 73.9 16 14 70.9 17 14 74.4 Level Shuttle VO2 Max Level Shuttle VO2 Max 18 2 74.8 19 2 78.3 18 4 75.3 19 4 78.8 18 6 75.8 19 6 79.2 18 8 76.2 19 8 79.7 18 10 76.7 19 10 80.2 18 12 77.2 19 12 80.6 18 15 77.9 19 15 81.3 Level Shuttle VO2 Max Level Shuttle VO2 Max 20 2 81.8 21 2 85.2 20 4 82.2 21 4 85.6 20 6 82.6 21 6 86.1 20 8 83.0 21 8 86.5 20 10 83.5 21 10 86.9 20 12 83.9 21 12 87.4 20 14 84.3 21 14 87.8 20 16 84.8 21 16 88.2 Related Research Papers Leger, L. A. & Lambert, J. (1982) "A maximal multistage 20m shuttle run test to predict VO2 max", European Journal of Applied Physiology, Vol 49, p1-5 2. Nilai raport semester genap. Dalam teknik pengumpul data , alat yang dipakai diantaranya menggunakan teknik dokumentasi . Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Teknik dokumentasi disini menggunakan raport semester genap.Raport semester genap sebagai data baku untuk mengetahui prestasi belajar siswa putri di SMP N 1 Sekadau Hilir . Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.” (http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/02/prestasi-belajar.html ) Untuk data prestasi belajar siswa putri diambil dari nilai raport semester genap di SMP N 1 Sekadau Hilir. G.Teknik Analisis Data. Untuk menganalisa data yang diperoleh dari tes dan dokumentasi nilai rapor semester genap , maka digunakan perhitungan statistik tertentu dan dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.Untuk menjawab masalah dan sub masalah menggunakan perhitungan rumus Produk moment. Untuk menghitung koefisien,yaitu menghitung tingkat masing-masing variabel bebas.Memakai teknik korelasi product moment dari person,rumus yang disebut oleh Burhan Nurgiyantoro dkk ( 2004 : 133 ) sebagai berikut : Keterangan : r : Koefisien korelasi antara variabel bebas dan variabel tergantung / terikat N : Jumlah kasus (subyek) ∑ X : Jumlah scor dari variabel bebas ∑Y : Jumlah scor dari variabel terikat ∑ X² : Jumlah kuadrat dari semua variabel bebas ∑ Y² : Jumlah kuadarat dari semua variabel terikat Langkah – langkah untuk menghitung Koefisien korelasi antara kedua variabel adalah sebagai berikut : 1. Menghitung jumlah kasus (N) 2. Menghitung dari jumlah score dari masing – masing variabel ∑X dan variabel tergantung ∑Y 3. Menghitung jumlah kwadrat dari masing-masing variabel bebas (∑X)² dan variabel tergantung (∑y)² 4. Menghitung jumlah koefisien korelasi antara variabel bebas (X) dengan variabel tergantung (Y) H. Hipotesa Hipotesa adalah dugaan sementara yang masih dibuktikan kebenarannya melalui suatu penelitian. Dan hipotesis terbentuk sebagai hubungan antara dua variabel atau lebih. Jadi paling tidak harus memuat dua variabel. Tujuan penyusunan variabel yaitu selain untuk memberi arah penelitian juga untuk membatasi variabel yang digunakan. Sehubungan dengan permasalahan penelitian ini yaitu mengenai ada tidaknya hubungan kesegaran jasmani siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat dengan prestasi belajar di SMP N 1 Sekadau Hilir hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ha : Ada hubungan yang signifikan antara kesegaran jasmani siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat dengan prestasi belajar di SMP N 1 Sekadau Hilir Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kesegaran jasmani siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat dengan prestasi belajar di SMP N 1 Sekadau Hilir. Hipotesis yang diajukan selanjutnya akan diuji kebenarannya dengan bantuan statistik dengan data-data yang terkumpul BAB II LANDASAN TEORI A.Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani juga erat hubungannya dengan kesegaran keseluruhan, dimana kemampuan fisik, mental, dan spiritual mampu berbuat dengan sebaik-baiknya untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik kewajiban pribadi, kewajiban keluarga, kewajiban dalam masyarakat serta kewajibannya dalam berbangsa dan bernegara. Kesegaran adalah kemampuan untuk hidup secara harmonis dan penuh semangat. Manusia yang memiliki kesegaran keseluruhan adalah manusia yang berpandangan sehat dan segar pada kehidupan dan masa depannya. Siapa yang sehat dialah yang memiliki masa depan. 1.Pengertian kesegaran Jasmani Secara harfiah arti physical fitness atau kebugaran Jasmani ialah kecocokan fisik atau kesesuaian jasmani. Dengan demikian kebugaran jasmani ialah kecocokan syarat-syarat fisik terhadap tugas yang harus dilaksanakan oleh fisik itu, baik syarat anatomis dan khususnya syarat fisiologis yang harus dimiliki oleh individu yang bersangkutan. (http://geraksehat.file wordpress.com/2011 ) Berbicara mengenai kesegaran jasmani , maka persepsinya adalah badan yang segar. Banyak cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan, salah satu diantaranya adalah dengan berolahraga. Oleh karena itu olahraga dapat dijadikan sebagai bagian dari kehidupan, sehingga tidak salah apabila orang mengatakan jangan harap kondisi fisik menjadi optimal dan tetap segar jika tubuh tidak aktif bergerak. Fisik yang tidak aktif bergerak akan merangsang tubuhnya menjadi hipokinetik. Kesegaran adalah kondisi fisiologis atau kapasitas fisiologis yang dapat menunjukan peningkatan kualitas hidup. Adapun pengertian kebugaran jasmani menurut beberapa pakar adalah sebagai berikut : Menurut R.S Hadi Sanjaya (1993 : 1) Kebugaran jasmani atau dalam bahasa inggrisnya physical fitness adalah kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan berat sehari-hari dengan mudah tanpa rasa lelah dan mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggang atau untuk keperluan yang sewaktu-waktu dapat digunakan. Menurut Djoko Pekik Irianto (2000 : 2 ) Kebugaran fisik (physical fitness) kemampuan seseorang untuk melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukam tugas sehari-hari dengan penuh kesungguhan dan tanggung jawab, tanpa memiliki rasa lelah dan penuh kesungguhan untuk menikmati penggunaan waktu luang dan menghadapi berbagai bahaya dimasa mendatang (Muhammad Ichsan, 1988 : 52). ( http://www.growtall.com/growth-charts2.htm). Pengertian kebugaran jasmani menurut Prof. Sutarman adalah suatu aspek, yaitu aspek fisik dan kebugaran yang menyeluruh (total fitness) yang member kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap pembebanan fisik (physical stress) yang layak. Sedangkan Prof. Soedjatmo Soemowardoyo menyatakan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat tubuhnya dalam batas fisologi terhadap lingkungan (ketinggian, kelembapan suhu, dan sebagainya) dan atau kerja fisik dengan yang cukup efisien tanpa lelah secaraberlebihan. ( http://artikelpenjas.blogspot.com/2011/05/pengertian-kebugaran-jasmani.html ) Kesegaran atau kebugaran adalah kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari hari tanpa menimbulkan kelelahan fisik dan mental yang berlebihan. ( Faizati Karim, 2002 : 5 ) Kesegaran Jasmani adalah suatu keadaan saat tubuh mampu menunaikan tugas hariannya dengan baik dan efisien tanpa kelelahan yang berarti dan tubuh masih memiliki tenaga cadangan, baik untuk mengatasi keadaan darurat yang mendadak maupun untuk menikmati waktu sengggang dengan rekreasi yang aktif (Sudarno SP,1992:9). Menurut pusat kesegaran jasmani dan Rekreasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI tentang kesegaran jasmani adalah orang yang segar jasmani mempunyai ketentuan sebagai berikut : 1) Mempunyai kemampuan fisik yang memuaskan. 2) Mempunyai ukuran badan yang normal. 3) Fleksibelitas /kelenturan persendian yang baik. 4) Mampu mengurangi ketegangan. Mu’rifah ( 2002 : 18 ) Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Untuk dapat mencapai kondisi kesegaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan komponen kesegaran jasmani dengan metode latihan yang benar. (http://www.facebook.com/notes/entertainment-guar services/kesegaran-jasmani/133084321168 ) 2.Komponen kegaran jasmani Berdasarkan pengertian kesegaran jasmani tersebut dapat dimengerti bahw pada dasamya kesegaran jasmani merupakan derajat sehat yang sesuai dengan tuntutan tugas-tugas jasmaniah seseorang. Komponen-komponen kesegaran jasmani perlu dimengerti oleh setiap orang dimana komponen memiliki ciri tersendiri yang berfungsi pokok pada kesegaran jasmani seseorang, agar dapat dikatakan kondisi fisiknya baik atau kesegaran jasmaninya lebih baik, maka status setiap komponen kondisi fisiknya juga harus dalam keadaan baik. Adapun komponen – komponen yang berperan dalam pembinaan kesegaran jasmani sebagai berikut : 1. Daya tahan kardiovaskuler atau daya tahan jantung dan paru-paru (cardiovascular endurance). 2. Daya tahan otot (muscle endurance) 3. Kekuatan otot (muscle strength) 4. Kelentukan (flexibility) 5. Komposisi tubuh (body composition) 6. Kecepatan gerak (speed of movement) 7. Kelincahan (agility) 8. Keseimbangan (balance) 9. Kecepatan reaksi (reaction time) 10. Koordinasi (coordination (http://www.facebook.com/notes/entertainment- guarservices/kesegaran- jasmani ) Sejumlah ahli kesehatan olahraga sependapat bahwa dari 10 komponen tersebut di atas, komponen daya tahan jantung dan paru-paru adalah komponen terpenting dalam menentukan kesegaran jasmani seseorang. Daya tahan jantung dan paru-paru adalah suatu kemampuan tubuh untuk bekerja dalam waktu lama tanpa mengalami kelelahan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut. Daya tahan jantung dan paru-paru umumnya diartikan sebagai ketahanan terhadap kelelahan dan kemampuan pemulihan segera setelah mengalami kelelahan. Daya tahan yang tinggi dapat mempertahankan penampilan dalam jangka waktu yang relatif lama secara terus menerus. 1) Daya Tahan Cardiovasculer (cardivasculer endurance) Daya tahan cardiovasculer adalah kesanggupan sistem jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan kerja dalam mengambil oksigen dan menyalurkan ke jaringan yang aktif, sehingga dapat digunakan pada proses metabolisme tubuh. Hal tersebut diperlukan untuk menunjang tenaga kerja otot. Daya tahan cardiovasculer merupakan komponen terpenting Menurut Dangsina Moeloek,( 1984 : 3 ). Daya tahan cardiovasculer dipengaruhi oleh factor keturunan (genetik), usia, jenis kelamin dan aktivitas fisik. 2) Daya Tahan Otot (muscle endurance) Daya tahan otot ialah kemampuan atau kapasitas sekelompok otot untuk melakukan kontraksi yang beruntun atau berulang-ulang terhadap suatu beban dalam jangka waktu tertentu. Jadi daya tahan otot adalah kemampuan untuk mengatasi kelelahan otot ( Depkes RI, 1994 : 6 ). 3) Kekuatan Otot (muscle strength) Kekuatan otot merupakan tenaga atau gaya atau tegangan yang dapat dihasilkan otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi maksimal (Depkes RI,1994: 6 ). 4) Kelenturan (flexibility) Kelenturan adalah keleluasaan gerak tubuh pada persendian yang sangat dipengaruhi oleh elastisitas otot, tendon, dan ligamen sekitar sendi dan sendi itu sendiri (Depkes RI, 1994 : 7). 5) Komposisi Tubuh Komposisi tubuh digambarkan dengan berat badan tanpa lemak dan berat lemak. Berat badan tanpa lemak terdiri atas massa otot (40-50%), tulang (16-18%), dan organ-organ tubuh (29-39%). Berat lemak dapat dinyatakan bahwa semakin kecil prosentase lemaknya makin baik kinerja seseorang (Depkes RI, 1994 : 7). 6 ) Kecepatan Gerak (speed of movement) Kecepatan gerak adalah kemampuan untuk melaksanakan gerak yang sama atau tidak sama secepat mungkin (Depkes RI, 1994 : 7). 7 ) Kelincahan (agility) Kelincahan adalah kemampuan mengubah seluruh tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan secara cepat (Depkes RI, 1994: 7). 8 ) Keseimbangan (balance) Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang tepat pada saat melakukan gerakan (Depkes RI, 1994:7). 9) Kecepatan Reaksi (reaction time) Kecepatan reaksi adalah waktu yang dibutuhkan untuk memberi jawaban kinetis setelah menerima rangsang (Depkes RI, 1994 : 7). 10) Koordinasi (coordination) Koordinasi menyatakan hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan (Depkes RI, 1994: 7). 3.Faktor yang mempengaruhi kesegaran Jasmani Secara umum kesegaran jasmani dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu factor internal dan faktor eksternal. Faktor intemal adalah sesuatu yang sudah terdapat dalam tubuh seseorang yang bersifat menetap misalnya usia, jenis kelamin dan genetik , sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar diantaranya aktivitas fisik, kelelahan, lingkungan dan kebiasaan merokok . (http://danangpoenya.blogspot.com/2009/08 ) Selain beberapa faktor tersebut diatas menurut Faizaiti Karim ( 2002 : 14 ) faktor tersebut adalah : 1)umur, 2)jenis kelamin, 3)genetik, 4) makanan , 5) rokok 1. Usia / Umur. Kebugaran jasmani anak-anak meningkat sampai mencapai maksimal pada usia 25-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8-1% per tahun, tetapi bila rajin berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya. 2. Jenis Kelamin. Sampai pubertas biasanya kebugaran jasmani anak laki-laki hampir sama dengan anak perempuan, tapi setelah pubertas anak-anak laki-laki biasanya mempunyai nilai yang jauh lebih besar . 3.Genetik. Berpengaruh terhadap kapasitas jantung paru, postur tubuh, obesitas, haemoglobin/sel darah dan serat otot. 4. Makanan. Daya tahan yang tinggi bila mengkonsumsi tinggi karbohidrat (60-70 %). Diet tinggi protein terutama untuk memperbesar otot dan untuk olahraga yang memerlukan kekuatan otot yang besar Menurut ,Rachmi Untoro ( 2002 : 7 )Makanan bergizi mempengaruhi kesehatan dan kesegaran jasmani, makanan bergizi tidak harus mahal dan banyak tetapi makanan yang murah dan cukup mempunyai kandungan gizi yang tinggi akan lebih banyak mempengaruhi terhadap kesehatan. Sesuai dengan prinsip “ Gizi Seimbang” harus mengandung beberapa unsur antara lain : a) Protein,b) Karbohidrat c) Lemak ,d) Mineral ,e) Vitamin, f)Air , g) serat 1. Rokok. Kadar CO yang terhisap akan mengurangi nilai VO2 maks, yang berpengaruh terhadap daya tahan, selain itu menurut penelitian Perkins dan Sexton, nicotine yang ada, dapat memperbesar pengeluaran energi dan mengurangi nafsu makan. Selain faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani seperti tersebut diatas : masih ada faktor lain yang juga mempengaruhi kesegaran jasmani diantaranya : 1) aktivitas fisik,2) lingkungan ,3) istirahat 1) Aktivitas fisik Kegiatan atau aktivitas fisik sangat mempengaruhi semua komponen kesegaran jasmani. Latihan yang bersifat aerobik yang dilakukan secara teratur akan meningkatkan daya tahan cardiovasculer dan dapat mengurangi lemak dalam tubuh, yang berarti pula seluruh organ tubuh yang dilatih secara teratur dapat beradaptasi dengan pembedaan yang diberikan. 2) Lingkungan Kesehatan badan kita dipengaruhi oleh lingkungan yang ada di sekitar kita. Lingkungan hidup manusia dibedakan menjadi tiga bagian yaitu : a) Lingkungan fisik yang meliputi alam dan isinya. b) Lingkungan mental yaitu suasana kejiwaan yang meliputi kehidupan seseorang. c) Lingkungan hidup sosial yaitu keadaan masyarakat di mana kita tinggal dan hidup bermasyarakat. 3) Istirahat Akibat aktivitas yang dilakukan dalam usaha gerak tubuh yang dapat menimbulkan kelelahan fisik maupun fsikis. Kurang istirahat dapat mengakibatkan penurunan terhadap daya tahan tubuh. Untuk hal tersebut tubuh perlu menghentikan sementara aktivitsa tersebut dengan istirahat. Istirahat yang tidak memerlukan aktivitas yaitu tidur. Kebiasaan hidup sehat membutuhkan waktu istirahat tidur sekurang-kurangnya 8 jam dimalam hari. (http://soeharmiekav45.wordpress.com/faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani / ) 4.Fungsi Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani sangat penting bagi semua lapangan kehidupan manusia.Kesegaran jasmani mempunyai fungsi yang sangat penting dalam mensukseskan pembangunan, kesegaran jasmani bagi setiap orang berfungsi didalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Kesegaran jasmani mempunyai fungsi pengemban kesanggupan kerja bagi siapapun, sehingga dapat menyelesaikan tugas pekerjaannya dengan baik dengan tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Adapun fungsi dari kesegaran jasmani dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Golongan yang dihubungkan dengan pekerjaan a. Kesegaran jasmani bagi olahragawan dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi b. Kesegaran jasmani bagi karyawan dibutuhkan untuk meningkatkan efisien dan produktivitas kerja. c. Kesegaran jasmani bagi pelajar dan mahasiswa dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi dan mempertinggi kemampuan hasil belajar 2. Golongan yang dihubungkan dengan keadaan a. Kesegaran jasmani bagi penderita cacat untuk rehabilitasi. b. Kesegaran jasmani bagi ibu hamil untuk perkembangan bayi dalam kandungan mempersiapkan diri menghadapi saat persalinan. 3. Golongan yang dihubungkan dengan usia a. Kesegaran jasmani bagi anak untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan yang baik. b. Kesegaran jasmani bagi orang tua untuk mempertahankan kondisi fisik terhadap serangan penyakit (Sumanto Y,1993:153). Menurut Dirjen Olah raga dan Pemuda, Fungsi kebugaran jasmani di bagi dua yaitu : 1. Fungsi Umum, Untuk mengembangkan kekuatan, kemampuan, kesanggupan, daya kreasi dan daya tahan dari setiap manusia, yang berguna untk mempertinggi daya kerja dalam pembangunan , pertahanan bangsa dan negara. 2. Fungsi khusus 2.1. Golongn yang berdasarkan pekerjaan Seperti kebugaran jasmani bagi olahragawan untuk meningkatkan prestasi. 1.2. Golongan yang berdasarkan keadaan Seperti kebugaran jasmani bagi ibu yang hamil untuk menghadapi saat melahirkan 1.3. Golongan yang berdasarkan umur Seperi kebugaran jasmani bagi anak – anak untuk merangsang perkembangan dan pertumbuhan. (http://switla.blogspot.com/2009/07/kebugaran-jasmani.html ) B. Siswa Yang mengikuti Ekstrakurikuler Pencak Silat 1.Siswa Putri Menurut kamus terbaru bahasa Indonesia EYD siswa adalah murid ( Tim Reality . 2008 : 600 ) Sedangkan Putri adalah wanita, perempuan . ( Tim Reality . 2008 : 533 ) Siswa Putri adalah murid wanita atau perempuan. 2 ) .Yang mengikuti. Yang mengikuti menurut kamus terbaru bahasa Indonesia EYD adalah Menyertai,turut belajar ( Tim Reality . 2008 : 297 ) Siswa putri yang mengikuti berati murid perempuan turut belajar 3 ) . Ekstrakurikuler Pencak silat 3.1,Pengertian Ekstrakurikuler Kegiatan Ekstra kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah. (http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-kegiatan-ekstra-kurikuler/ Selain dari pengertian tersebut kegiatan ekstrakurikuler mempunyai misi,visi,fungsi dan prinsip sebagai berikut: a. Visi Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. b. Misi 1) Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka. 2) Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri atau kelompok (http://techonly13.wordpess.com/2009/07/04/pengertian-kegiatan-ekstra-kurikuler/) c. Fungsi Kegiatan EkstraKurikuler 1). Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka. 2). Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik 3). Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan. 4).Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik. d. Prinsip Kegiatan Ekstra Kurikuler 1. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing. 2. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik. 3. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh. 4. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler dalam suasana yang disukai dan mengembirakan peserta didik. 5. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil. 6. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat (http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-kegiatan-ekstra-kurikuler/) 3.2.Pencak Silat Pencak Silat adalah Pencak artinya gerak dasar bela diri yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan, dan pertunjukan. Sementara silat diartikan sebagai gerak bela diri yang bersumber pada kerohanian yang suci dan murni guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama. (http://shandie.blogdetik.com/2010/08/22/pencak-silat/ ) Pencak Silat atau Silat (berkelahi dengan menggunakan teknik pertahanan diri) ialah seni bela diri Asia yang berakar dari budaya Melayu. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura tapi bisa pula ditemukan dalam berbagai variasi di berbagai negara sesuai dengan penyebaran suku Melayu, seperti di Filipina Selatan dan Thailand Selatan. (http://korananakindonesia.wordpress.com/2009/10/28/olahraga-tradisional-indo ) Siswa memiliki kesempatan untuk meningkatkan ketrampilan mereka dalam olahraga dan kebudayaan bangsa sendiri. Peran serta siswa di dalam kegiatan beragamapun di harapkan meningkat pula, dan banyak siswa perempuan yang ikut belajar untuk mengantisipasi pelaku kejahatan pada diri mereka. Kini para siswa diberi lebih banyak kesempatan untuk mengenal, mempelajari dan merubah persepsi tentang olah raga pencak silat yang ternyata layak juga untuk di kembangkan. Pencak Silat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 ;897 ) berarti, permain-an (keahlian) dalam mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis, mengelak, dan sebagainya. Silat diartikan sebagai olahraga (permainan) yang didasari ketangkasan menyerang dan membela diri, baik dengan atau tanpa senjata. Bersilat adalah bermain (atau berkelahi) dengan menggunakan ketangkasan menyerang dan mempertahankan diri. Bila kita bicara mengenai olah raga secara umum, maka tidak bisa lepas membicarakan mengenai stamina ini. Di dalam Pencak Silat, kita melatih berbagai macam stamina yang tidak terdapat dalam jenis olah raga lainnya: 1. Stamina dinamis.Tidak seperti stamina statis seperti pada olah raga lainnya seperti angkat besi, pencak melatih stamina kita untuk bergerak aktif. 2. Stamina dari seluruh tubuh.Pencak Silat melibatkan seluruh bagian tubuh kita. Kebanyakan olah raga lain menitik beratkan pada salah satu atau beberapa bagian tubuh saja. Pelatihan termasuk kelenturan dan koordinasi gerak serta keseimbangan disamping nilai estetikanya. 3. Stamina dari metabolisme aerobic (oxygenic) dan anaerobic.Pencak Silat merupakan olah raga yang memiliki kombinasi metabolisme aerobic dan anaerobic. Tidak seperti dalam olah raga marathon yang 98% membutuhkan metabolisme aerobic. 4. Stamina terhadap kecepatan.Dalam peragaan serang bela dibutuhkan stamina kecepatan yang tinggi dan percepatan / impulse yang terkendali. 5. Stamina terhadap daya tahan pukulan.Hal yang specific untuk jenis olah raga bela diri, yang mana kita perlu juga melatih ketahanan terhadap pukulan dan bantingan. (http://silatindonesia.com/2009/08/melestarikan-pencak-silat-melalui-kegiatan-ekstrakurikuler/) Sedangkan Pencak Silat bermakna, kepandaian bertarung dalam pertandingan (atau perkelahian) seni bela diri khas Indonesia Ekstrakurikuler Pencak Silat dalam pengertian ini adalah kegiatan tambahan untuk mengembangakan potensi olahraga pada cabang olahraga beladiri tradisional. Pengertian dari siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat adalah murid perempuan yang turut belajar pada program tambahan olaharaga beladiri tradisonal pencak silat. 4.Prestasi Belajar Prestasi Menurut kamus besar bahasa Indonesia ( 2005 : 895 ) mendefenisikan “ Prestasi adalah hasil yang telah dicapa dari yang telah dilakukan /dikerjakan “ Prestasi diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.”(http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/02/prestasi-belajar.html) Sedangkan pengertian yang lain dari prestasi belajar adalah “ hasil atau nilai yang diperoleh setelah melewati menuntut ilmu “. ( http:// Anne Ahira .Com/ prestasi _ belajar ) Muray dalam Beck (1990 : 290) mendefinisikan prestasi sebagai berikut : “To overcome obstacle, to exercise power, to strive to do something difficult as well and as quickly as possible” “ Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin”. ( http/www/ sunartombs .com ) Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. ( http/www/ sunartombs .com/prestasi-belajar ) Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat melalui raport. Sedangkan menurut IG.A.K.Wardani (2001 : 23 ) mengartikan bahwa “ Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interakasi dengan lingkungan “ Berdasarkan pengertian diatas maka yang dimaksudkan dengan prestasi belajar adalah hasil belajar/ nilai pelajaran sekolah yang dicapai oleh siswa berdasarkan kemampuannya/usahanya dalam belajar dapat dilihat melaui raport. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. 4.1.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor internal), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor eksternal). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya. Menurut Sumadi Suryabrata (1998 : 233) dan Shertzer dan Stone (Winkle, 1997 : 591), secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 4.1. Faktor internal Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu : 4. 1.1 Faktor fisiologis Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud adalah faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan pancaindera a) Kesehatan badan Untuk dapat menempuh studi yang baik siswa perlu memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya. Keadaan fisik yang lemah dapat menjadi penghalang bagi siswa dalam menyelesaikan program studinya. Dalam upaya memelihara kesehatan fisiknya, siswa perlu memperhatikan pola makan dan pola tidur, untuk memperlancar metabolisme dalam tubuhnya. Selain itu, juga untuk memelihara kesehatan bahkan juga dapat meningkatkan ketangkasan fisik dibutuhkan olahraga yang teratur. b) Pancaindera Berfungsinya pancaindera merupakan syarat dapatnya belajar itu berlangsung dengan baik. Dalam sistem pendidikan dewasa ini di antara pancaindera itu yang paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga. Hal ini penting, karena sebagian besar hal-hal yang dipelajari oleh manusia dipelajari melalui penglihatan dan pendengaran. Dengan demikian, seorang anak yang memiliki cacat fisik atau bahkan cacat mental akan menghambat dirinya didalam menangkap pelajaran, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah .(http://ridwan202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar/) 4. 1. 2.Faktor psikologis Ada banyak faktor psikologis yang dimaksud adalah faktor yang berhubungan kejiwaan dan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, antara lain adalah : a) Intelligensi Pada umumnya, prestasi belajar yang ditampilkan siswa mempunyai kaitan yang erat dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki siswa. Menurut Binet (Winkle,1997 :529) hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan suatu penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan objektif. Taraf inteligensi ini sangat mempengaruhi prestasi belajar seorang siswa, di mana siswa yang memiliki taraf inteligensi tinggi mempunyai peluang lebih besar untuk mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi. Sebaliknya, siswa yang memiliki taraf inteligensi yang rendah diperkirakan juga akan memiliki prestasi belajar yang rendah. Namun bukanlah suatu yang tidak mungkin jika siswa dengan taraf inteligensi rendah memiliki prestasi belajar yang tinggi, juga sebaliknya . b) Sikap Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang percaya diri dapat merupakan faktor yang menghambat siswa dalam menampilkan prestasi belajarnya. Menurut Sarlito Wirawan (1997:233) sikap adalah “ kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu”. Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran di sekolah merupakan langkah awal yang baik dalam proses belajar mengajar di sekolah. c) Motivasi Menurut Irwanto (1997 : 193) motivasi adalah penggerak perilaku. Motivasi belajar adalah pendorong seseorang untuk belajar. Motivasi timbul karena adanya keinginan atau kebutuhan-kebutuhan dalam diri seseorang. Seseorang berhasil dalam belajar karena ia ingin belajar. Sedangkan menurut Winkle (1991 : 39) motivasi belajar adalah “ keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai”. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas ialah dalam hal gairah atau semangat belajar, siswa yang termotivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.(.http://ridwan202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar/) 4.2. Faktor eksternal Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-hal lain diluar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih, antara lain adalah : 4.2.1). Faktor lingkungan keluarga a) Sosial ekonomi keluarga Dengan sosial ekonomi yang memadai, seseorang lebih berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik, mulai dari buku, alat tulis hingga pemilihan sekolah b) Pendidikan orang tua Orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan dan memahami pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya, dibandingkan dengan yang mempunyai jenjang pendidikan yang lebih rendah. c) Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga Dukungan dari keluarga merupakan suatu pemacu semangat berpretasi bagi seseorang. Dukungan dalam hal ini bisa secara langsung, berupa pujian atau nasihat; maupun secara tidak langsung, seperti hubugan keluarga yang harmonis. 4.2.2). Faktor lingkungan sekolah a). Sarana dan prasarana Kelengkapan fasilitas sekolah, seperti papan tulis, OHP,Proyektor akan membantu kelancaran proses belajar mengajar di sekolah; selain bentuk ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar sekolah juga dapat mempengaruhi proses belajar mengajar b). Kompetensi guru dan siswa Kualitas guru dan siswa sangat penting dalam meraih prestasi, kelengkapan sarana dan prasarana tanpa disertai kinerja yang baik dari para penggunanya akan sia-sia belaka. Bila seorang siswa merasa kebutuhannya untuk berprestasi dengan baik di sekolah terpenuhi, misalnya dengan tersedianya fasilitas dan tenaga pendidik yang berkualitas , yang dapat memenihi rasa ingintahuannya, hubungan dengan guru dan teman-temannya berlangsung harmonis, maka siswa akan memperoleh iklim belajar yang menyenangkan. Dengan demikian, ia akan terdorong untuk terus-menerus meningkatkan prestasi belajarnya. c). Kurikulum dan metode mengajar Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan materi tersebut kepada siswa. Metode pembelajaran yang lebih interaktif sangat diperlukan untuk menumbuhkan minat dan peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sarlito Wirawan (1994:122) mengatakan bahwa faktor yang paling penting adalah faktor guru. Jika guru mengajar dengan arif bijaksana, tegas, memiliki disiplin tinggi, luwes dan mampu membuat siswa menjadi senang akan pelajaran, maka prestasi belajar siswa akan cenderung tinggi, paling tidak siswa tersebut tidak bosan dalam mengikuti pelajaran. 4.2.3). Faktor lingkungan masyarakat a). Sosial budaya Pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan akan mempengaruhi kesungguhan pendidik dan peserta didik. Masyarakat yang masih memandang rendah pendidikan akan enggan mengirimkan anaknya ke sekolah dan cenderung memandang rendah pekerjaan guru/pengajar b). Partisipasi terhadap pendidikan Bila semua pihak telah berpartisipasi dan mendukung kegiatan pendidikan, mulai dari pemerintah (berupa kebijakan dan anggaran) sampai pada masyarakat bawah, setiap orang akan lebih menghargai dan berusaha memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan.